Bapperida Sulbar Tegaskan Dukungan Penuh Jaga Kondusivitas Daerah di Tengah Dinamika Nasional
News Tobadak– Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulawesi Barat menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas dan kondusivitas daerah di tengah dinamika sosial-politik nasional yang berkembang. Pernyataan itu disampaikan menyusul arahan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam rapat koordinasi nasional yang dirangkaikan dengan Rapat Pengendalian Inflasi 2025.
Rapat virtual tersebut turut diikuti oleh Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga, bersama jajaran pemerintah daerah se-Indonesia. Fokus pembahasan tak hanya soal pengendalian inflasi, tetapi juga mengenai kondisi sosial yang belakangan ini sempat menghangat di sejumlah daerah.
Kondisi Nasional Relatif Terkendali
Dalam forum tersebut, Gubernur Sulbar Suhardi Duka menekankan pentingnya upaya kolektif menjaga ketertiban umum. Ia menyinggung insiden serius yang sempat terjadi, termasuk peristiwa pembakaran gedung DPRD di tujuh daerah di Indonesia. Namun, menurutnya situasi nasional kini relatif terkendali berkat langkah cepat aparat dan peran serta masyarakat.
“Langkah-langkah seperti doa bersama, pendekatan sosial, serta komunikasi langsung dengan masyarakat sangat penting agar situasi tetap damai. Bahkan di beberapa daerah, masyarakat justru tampil sebagai penjaga agar aksi demo tidak merusak fasilitas umum,” ujar Suhardi.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa keamanan dan ketertiban bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.
Stabilitas Sosial sebagai Fondasi Pembangunan
Menanggapi arahan Gubernur, Kepala Bapperida Sulbar Junda Maulana menegaskan bahwa stabilitas sosial adalah syarat mutlak bagi keberhasilan pembangunan daerah. Menurutnya, pembangunan ekonomi, peningkatan layanan publik, dan inovasi daerah hanya dapat berjalan optimal jika masyarakat hidup dalam suasana aman dan kondusif.
“Kami mendukung penuh arahan Bapak Gubernur dalam menjaga kondusivitas Sulbar. Stabilitas sosial bukan hanya syarat pembangunan, tetapi juga cerminan kedewasaan demokrasi kita,” tegas Junda.
Mengajak Semua Elemen Jadi Penjaga Harmoni
Lebih lanjut, Junda mengajak seluruh elemen masyarakat — mulai dari tokoh adat, tokoh agama, pemuda, hingga aparatur sipil negara (ASN) — untuk bersama-sama menjaga harmoni sosial. Menurutnya, kepercayaan publik terhadap pemerintah akan semakin kuat jika kebijakan disusun secara inklusif dan dialogis.
Baca Juga: Partai Buruh Laporkan Anggota DPR “Nonaktif” ke MKD, Desak Pemecatan Resmi
“Kami percaya, ruang demokrasi yang sehat tumbuh dari kesediaan semua pihak untuk mendengar, berdiskusi, dan menjaga ketertiban bersama,” ujarnya.
Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap arahan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bapperida Sulbar bahkan telah menugaskan staf untuk melakukan jaga malam secara bergiliran di lingkungan kantor. Langkah ini diambil sebagai tindakan antisipatif menjaga keamanan fasilitas pemerintahan dari potensi gangguan.
Demokrasi yang Damai, Pembangunan yang Berkelanjutan
Komitmen Bapperida Sulbar menunjukkan bahwa pembangunan tidak bisa dipisahkan dari aspek keamanan dan sosial. Demokrasi yang dijalankan dengan hati yang damai dan pikiran yang jernih akan melahirkan suasana kondusif, sehingga program pembangunan bisa berjalan lebih lancar dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan, Junda menutup pernyataannya dengan pesan persuasif:
“Sulawesi Barat adalah rumah kita bersama. Rumah ini layak dijaga dengan ketulusan dan tanggung jawab.”
Seiring dengan dinamika nasional yang terus bergerak, komitmen pemerintah daerah seperti yang ditunjukkan oleh Sulbar menjadi contoh penting.
