, ,

KKN-PPM UGM Perkenalkan Metode Design Thinking ke OSIS SMAN 1 Tobadak

by -714 Views

Mahasiswa KKN-PPM UGM Latih OSIS SMAN 1 Tobadak dengan Metode Design Thinking untuk Program Kerja yang Berdampak

News Tobadak– Dalam upaya membekali generasi muda dengan keterampilan kepemimpinan dan inovasi, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar pelatihan manajerial dan perencanaan berbasis design thinking bagi pengurus OSIS SMAN 1 Tobadak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam merancang program kerja yang relevan, solutif, dan berorientasi pada kebutuhan pengguna (user-centered).

Mengubah Pola Pikir: Dari Program Spontan ke Solusi Berbasis Empati

Selama ini, banyak program OSIS yang dirancang berdasarkan ide spontan tanpa pendalaman masalah yang mendasar. Akibatnya, kegiatan yang dilaksanakan seringkali kurang berdampak atau tidak menyentuh kebutuhan siswa secara nyata. Melihat hal ini, tim KKN-PPM UGM memperkenalkan pendekatan design thinking sebuah metode yang banyak digunakan dalam dunia inovasi dan bisnis untuk membantu siswa merancang program kerja yang lebih terstruktur dan berdampak.

Kegiatan diawali dengan sesi refleksi interaktif menggunakan platform Mentimeter, di mana peserta diminta membagikan pengalaman, tantangan, dan harapan mereka selama menjabat sebagai pengurus OSIS. Sesi ini tidak hanya membuka ruang diskusi yang dinamis, tetapi juga membangun kesadaran kritis tentang peran mereka sebagai pemimpin muda di sekolah.

“Kami sering membuat program tanpa benar-benar tahu apakah itu dibutuhkan atau tidak. Kadang hanya ikut tren saja,” ungkap salah satu peserta.

Lima Tahap Design Thinking: Dari Empati hingga Aksi Nyata

Mahasiswa KKN-PPM UGM Latih OSIS SMAN 1 Tobadak untuk Buat Program Berdampak lewat Metode Design Thinking – Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat

Baca Juga: Polresta Mamuju Buktikan Hukum Bisa Memulihkan, Bukan Menghukum

Setelah refleksi, peserta diajak memahami prinsip dasar design thinking yang terdiri dari lima tahap:

  1. Empathize (Berempati) – Memahami kebutuhan dan masalah yang dihadapi siswa.

  2. Define (Menentukan Masalah) – Merumuskan akar permasalahan secara spesifik.

  3. Ideate (Membuat Ide) – Menghasilkan berbagai solusi kreatif.

  4. Prototype (Membuat Prototipe) – Merancang program kerja secara konkret.

  5. Test (Menguji) – Mengevaluasi efektivitas program sebelum diimplementasikan.

Metode ini mengajarkan siswa untuk tidak hanya sekadar membuat program, tetapi juga memastikan bahwa program tersebut benar-benar bermanfaat bagi warga sekolah.

Brainstorming Program Kerja: Dari Literasi Digital hingga Sekolah Ramah Lingkungan

Puncak kegiatan adalah sesi brainstorming di mana peserta dibagi ke dalam kelompok kecil untuk merancang program kerja berdasarkan masalah nyata di sekolah. Dengan pendekatan design thinking, mereka mengidentifikasi berbagai isu—seperti rendahnya literasi digital, kasus bullying, kurangnya jiwa kewirausahaan, dan masalah lingkungan sekolah.

Beberapa ide program yang muncul antara lain:

  • Kampanye Anti-Bullying: Sosialisasi dan pendampingan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif.

  • Pelatihan Kewirausahaan Siswa: Workshop pembuatan produk kreatif dan pemasaran digital.

  • Gerakan Sekolah Ramah Lingkungan: Program daur ulang, penghijauan, dan pengurangan sampah plastik.

  • Literasi Digital: Pelatihan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab dan pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran.

Setiap kelompok mempresentasikan ide mereka dengan menjelaskan strategi implementasi, indikator keberhasilan, dan dampak yang diharapkan.

Testimoni Peserta: “Kami Belajar Memahami Kebutuhan, Bukan Hanya Sekadar Ide”

Lionar Septi, salah satu pengurus OSIS, mengungkapkan antusiasmenya setelah mengikuti pelatihan.

“Selama ini kami sering membuat program hanya berdasarkan ide spontan. Dengan metode design thinking, kami belajar memahami dulu apa yang dibutuhkan siswa baru mencari solusi yang tepat,” ujarnya.

Peserta lain juga menyampaikan bahwa pelatihan ini membantu mereka berpikir lebih sistematis dan kolaboratif dalam merancang program kerja.

Hendra Prasetya, penanggung jawab program dari tim KKN-PPM UGM, berharap pelatihan ini tidak berhenti sebagai kegiatan satu hari, tetapi menjadi awal dari perubahan pola pikir di kalangan siswa.

Tim KKN-PPM UGM juga berencana melakukan pendampingan jarak jauh untuk memantau perkembangan implementasi program yang telah dirancang. Harapannya, OSIS SMAN 1 Tobadak dapat menjadi contoh bagi sekolah lain di Mamuju Tengah dalam menerapkan pendekatan berbasis design thinking.

Pelatihan ini bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi upaya untuk menciptakan pemimpin muda yang empatik, kreatif, dan berani bertindak.

telkomsel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.