, ,

Sampah Berserakan di Poros Tobadak Bau Busuk Ganggu Pengendara

by -46 Views

News Tobadak– Aroma tak sedap menyeruak di sepanjang Jalan Poros Tobadak, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat. Di jalur yang menjadi nadi utama pergerakan warga ini, pemandangan memilukan tersaji tumpukan sampah berserakan di bahu jalan tanpa pengelolaan yang jelas.

Pantauan media ini pada Senin, 13 Oktober 2025, menunjukkan deretan sampah memanjang sekitar 50 meter — mulai dari depan kantor UPTD Air Bersih hingga ke ujung jalur dua Benteng, kawasan yang seharusnya menjadi etalase kota. Kantong plastik, popok bayi, botol bekas, sisa makanan, hingga limbah rumah tangga tampak menumpuk tanpa penanganan.

Bau busuknya begitu menyengat, terlebih saat angin berhembus ke arah jalan raya. Tak jarang pengendara yang melintas terlihat menutup hidung atau mempercepat laju kendaraan mereka.

“Sudah Berbulan-bulan Begini”

Salah seorang warga, Rusli, yang saban hari melintasi jalan tersebut, mengaku resah dengan kondisi ini. “Selain tidak enak dipandang, baunya juga luar biasa. Setiap lewat sini pasti tercium aroma busuk. Tolong segera diatasi, ini sangat mengganggu,” ujarnya.

Menurut Rusli, tumpukan sampah di lokasi itu bukan hal baru. Sudah hampir lima bulan terakhir kondisi tersebut dibiarkan tanpa solusi jangka panjang. “Pernah dibersihkan, tapi tidak lama, kembali penuh lagi,” ungkapnya.

Ia menyayangkan karena lokasi tersebut merupakan jalur utama sekaligus kawasan pusat kota yang sering dilalui tamu dari luar daerah. “Malu rasanya, ini ibu kota kabupaten, tapi kelihatannya seperti tidak terurus,” tambahnya.

Papan Larangan Hilang, Warga Semakin Seenaknya

Sampah Berserakan di Poros Tobadak, Bau Tak Sedap Ganggu Pengendara - Pikiran Rakyat Sulbar

Baca Juga: Pemerintah Tak Ingin Bebani APBN Solusi Bayar Utang Rp116 Triliun Proyek Kereta Cepat

Ironisnya, di lokasi tersebut dulu sempat berdiri papan larangan membuang sampah sembarangan. Namun kini papan itu telah hilang.
Warga sekitar mengungkapkan bahwa papan larangan itu dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab. Akibatnya, kawasan itu kembali dijadikan tempat pembuangan liar, terutama pada malam hari ketika aktivitas warga menurun.

“Kalau malam, banyak yang datang diam-diam buang sampah. Kadang pakai motor, kadang mobil bak terbuka. Sudah seperti tempat pembuangan resmi saja,” kata seorang warga lainnya yang enggan disebutkan namanya.

Lambat laun, tumpukan sampah itu terus meninggi dan mengotori pandangan di jalur strategis tersebut.

Ancaman Penyakit Mengintai

Selain merusak estetika kota, kondisi itu juga menimbulkan risiko kesehatan serius. Saat musim hujan tiba, genangan air di sekitar tumpukan sampah berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, penyebab demam berdarah.
Limbah organik yang membusuk pun mengundang lalat, tikus, dan hewan liar lainnya yang bisa membawa penyakit.

“Ini bukan hanya masalah bau, tapi juga soal kesehatan masyarakat,” tegas seorang tokoh pemuda Tobadak. “Kalau terus dibiarkan, bukan tidak mungkin nanti muncul kasus DBD atau diare.”

telkomsel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.